TRIP NAKAL ANAK ASRAMA Pt1

Halo temen-temen semua! Semoga dalam keadaan baik selalu ya!
Tulisan-tulisan lalu yang aku tulis, isinya cerita sendu yang aku tuangkan dalam kata. Sekarang, aku mau share pengalaman seru aku sebagai anak asrama di masa kuliah yang tinggal di luar negeri.
Cukup melelahkan sebenarnya bertahun-tahun hidup di asrama, bahkan yang saat ini sebenarnya agak lebih menyuramkan. HAHA, sebenernya ga suram-suram banget si, alhamdulillah semua kebutuhan terpenuhi dan ga kurang, cuma ya karna diri ini sebenernya hobi jalan, jadi itu kebutuhan yang dirasa ga terpenuhi. Anyway, alhamdulillah ala kulli haal. 

    Merantau ke negeri ini adalah pilihan yang bukan cuma-cuma. Aku harus meninggalkan jurusan impianku di Indonesia walaupun kampus swasta. Aku melangkah demi pengalaman yang tidak semua orang bisa mendapatkannya. Tapi siapa sangka? Ketika telah sampai disini, aku malah banyak mengeluh, ya kaan wajar ya ges ya sebagai manusia. Istikhoroh sebelum meluncur kesini juga meminta pendapat guru-guru juga ngga lupa dong. 

    Cerita perjalanan menuju kesini akan aku update dikemudian hari kalau ada waktu. Sekarang aku mau cerita kejadian nakal di asrama ini. Kampus tercintaku yang menyediakan beasiswa untuk seluruh kewarganegaraan dengan full scholarsh
ip juga pendaftaran yang terbilang mudah, alhamdulillah aku termasuk yang diberikan oleh Allah rezeki untuk menuntut ilmu disini. Kampus ini juga mewajibkan asrama bagi para kewarganegaraan non-emirat termasuk aku. Jadilah aku anak asrama kembali setelah 6 tahun pesantren dan 1 tahun pengabdian. Di asrama ini tentunya beda dengan pesantren, jelas karena kita boleh bebas menggunakan gadget juga tidak ada peraturan wajib seperti shalat berjamaah dan peraturan yang ada di pesantren lainnya. Hanya saja, kita memang wajib absen di asrama setiap pukul 20.00 - 22.00 GST. Oh iya, tak lupa, kita juga gaboleh masak dengan alasan kotor. Karena memang sebelumnya diperbolehkan masak, tapi setelah semakin banyak warga di asrama ini, sepertinya ada sesuatu yang membuat madam(ibu asrama) melarang itu kemudian. Sebelumnya, kita tidak diperbolehkan masak juga belum ada makan gratis 3x sehari dari asrama, tapi alhamdulillah setelah adanya covid-19, kampus memberikan beasiswa tambahana yaitu makan gratis. Terlepas dari itu, kita juga gabisa keluar dengan bebas seperti cowok-cowok yang juga di asrama. Diberikan kesempatan keluar tiap minggu pagi dari jam sekitar 09.00-13.00 GST sekalian antri bus dan absen, galepas dari itu si. Dan pergi ke tempat yang sama tiap minggunya, wkwk mana disini terasa adanya kehidupan itu malem guys, jadi kalau pagi sebenernya masih sepi. Kita keluar pakai bus ramai-ramai dan kembali juga dengan bus yang sama. Ada juga rihlah(wisata) yang disediakan asrama beberapa kali dan waktunya juga suka-suka madam asrama juga tempatnya. Untuk saat-saat ini si yang pasti pergi ke Pantai Al-Mamzar Dubai dan Global Village. Itu udah fixed langganan si wkwk.

Souq Al-Jubail Bus Station
    Anyway tentang keluar ini, ada pengecualian untuk mereka yang punya keluarga (mahram). Mereka boleh keluar selama izin dulu dan ada prosedur sebelum izin untuk membuat keterangan resmi bahwa keluarga terkait merupakan mahramnya dengan surat-surat identitas yang dipinta. Karena orang arab melihat silsilah keluarga tiap orang biasanya dari marga, atau nama belakang, jadi mereka bisa mengkualifikasinya melalui itu. Sayangnya, orang Indonesia tidak semuanya seperti itu, termasuk aku. Akupun hanya mempunyai kerabat dekat disini, yaitu sahabat dari kakakku yaitu Kak Elin juga suaminya ust Mursalin. Keluarga beliau tinggal di Dubai dan alhamdulillahnya, beliau juga bersahabat dekat dengan Pak Iyan yang tinggal di satu kota dengan kampusku, Sharjah. Dari sinilah akal licikku keluar haha. Aku meminta izin kepada Pak Iyan untuk mendaftarkannya sebagai pamanku atau kakak dari mamah. Lalu bagaiman terkait data-datanya? Yap, data yang dipinta antaralain; Passpor orangtua, ID mahram terkait, Surat persetujuan dari orangtua untuk mencantumkan sebagai mahram. Nah, karena aku tidak memiliki nama belakang atau marga, maka para madam ini memastikan lagi dengan menelphone mamahku. Sebenarnya terkait pengajuan ini tergantung siapa madam yang menjaga. Kalau madamnya aman, berarti aman wkwkw. Dan mamahku juga memberikan izin terkait ini karena memang beliau-beliau ini dipercaya. Sudah 2 kali aku keluar dengan Pak Iyan yang alhamdulillah baiknya memberiku tumpangan untuk keluar kampus. 

    Keluar asrama yang kedua kalinya, aku sudah merencanakan untuk pergi ke daerah Al-Ain yang merupakan daerah di Abu Dhabi juga pergi ke Abu Dhabinya. Pergi kesana niat utamanya adalah silaturahmi dengan alumni pesantren, Ust. Abdul Lathief. Tapi, sebelum dari itu, aku mau share pengalaman dari aku sampai di bus station diantar oleh pak Iyan sampai aku kembali lagi ke asrama. Jadi, tunggu part 2 ya guys!

Komentar

Postingan Populer