TRIP ANAK NAKAL ASRAMA Pt3!
Kembali lagi ya dengan cerita perjalanan 3 hari yang membutuhkan beribu kata ini😂


Kalau-kalau mampir ke Dubai, jangan kaget karena hampir everywhere you’ll find many of this warning stickers.
Okai, jadi kita lanjutkan cerita anak nakal asrama ini.
***
3 November 2022
Setelah akhirnya aku disalah bawa oleh cowok skuter ini, aku say goodbye sama dia di Deira city centre metro station. Tapi karena memang salah, jadi aku nggak keluar station, cuma keluar kereta aja, setelah itu cari rute balik ke abu hail lagi. Haha~
Sebelum itu, dia sempet tanya kontak aku, kayak whatsapp gitu lah. Agak serem ya yorobun, akhirnya aku kasih ajalah instagramku, karna dia udah bantuin aku juga walaupun salah ya. Dan ya, sejauh itu aman sih, gaada yang aneh-aneh.
Sebelum akhirnya aku ke jalan yang benar, aku sempat terpikir mau naik taxi aja dari union metro station karena takut-takut nyasar lagi, so I decided to take the union line which is the transit station. Dengan menggeret-geret koper kecil hitam itu, dan sepatu yang agak berat, aku keluar tap nol card dan keluar dari union metro station. Suasana menjelang siang itu tetap ramai. Orang-orang berlalu lalang keluar masuk metro station, beberapa juga senasib menunggu taxi denganku, dan beberapa lagi juga baru sampai dengan taxinya. Once I am waiting that taxi one, I was thought that all taxies are the same. Pas banget ada taxi berhenti menurunkan penumpangnya di depanku, dan ya, aku dengan senang dan leganya langsung masukin koperku ke kursi penumpang belakang. Baiknya, penumpang yang baru turun ini juga turut membantu. Masuk ke dalam taxi, supirnya menegaskan ke aku, “this is sharjah’s taxi. Not dubai”. Menyerngit bingung, aku cuma iya-iya aja dan turun lagi. Juga mengambil koperku kembali. Untungnya, cuaca kali itu masih yang dinginlah terbilang. Taxi itu berwarna hijau. Dan ternyata aku baru tau kalau taxi setiap emirat itu berbeda-beda. Contoh dari taxi sharjah itu, kalau dia mengambil kita untuk tujuan dubai, mereka tidak bisa karena mempunyai aturan sendiri. Kecuali tujuan kita ke Sharjah lagi.
Menunggu beberapa saat taxi lewat, mereka tidak ada yang mau berhenti. Sampai terheran, “ini mereka emang udah ada orderan atau gimana sih, no one of taxi wants me”. Sebetulnya di depan union metro juga ada bus stop. Tapi selama aku menunggu taxi, melihat bus beberapa kali berhenti menarik penumpang disana, tidak ada yang sesuai dengan jurusanku. Karena menyerah, akhirnya aku kembali ke jalan yang benar dan cepat, masuk kembali ke metro dan ambil jalur menuju abu hail bus station. Lumayan olahraga ya bun..
Depan union metro station
Balik ke abu hail bus station yang sekaligus metro station juga, turun eskalator, langsung ambil sebelah kiri. Di pintu sebelah kiri itu kumpulan bus-bus dalam kota. Karena sebelumnya sudah diarahkan kak elin untuk ambil rute bus ke arah rumah beliau, aku segera cek satu persatu bus yang tersedia disana. Yap, alhamdulillah ada bus yang kubutuhkan dan masih stay beberapa saat. Sambil menunggu, aku melihat-lihat sekeliling dan salah satunya stiker yang tertempel di kaca bus ini. Look at this pict yorobun!
Bus dalam kota Dubai
Tak lama menunggu, akhirnya bus meluncur juga melewati beberapa bus stop dan aku berhenti di salah satu bus stop itu. Walaupun ya, agak kelewat dikit karena aku masih terawang-terawang, “ini bener ga sih”. Wkwkwk maklum ya bukan kampung sendiri. Dikarenakan itu, aku geret-geret koper lagi lah di pinggir jalan. Masih sekitar pukul 10 pagi, jalanan juga masih ramai loh. Karena sebetulnya rumah kak Elin ini memang letaknya lumayan strategis, jadi memang bisa dibilang tidak pernah sepi.
Masuk ke gedung apartemen dengan lantai pertama supermarket itu, melalui pintu samping menuju lantai 2 aku masih dengan si koper hitam. Nah, lantai satu disini itu tidak terhitung as first floor. Jadi kalau lantai 2 berarti 3 lantai dari bawah. Dan kebetulan, gedung ini tidak memiliki lift. Memang penuh perjuangan kalau angkat koper, karena harus melalui tangga. Itung-itung olahraga lah ya, biasa di asrama rebahan terus.
Sampai di pintu rumah kak Elin, dengan tak asing lagi aku membuka pintu pertama yang mana di dalamnya masih ada pintu utama rumah kak Elin. Jadi pintu pertama ini itu pintu umum bisa dibilang ya, karena di dalamnya masih banyak pintu yang mana diisi beberapa penyewa. Biasanya di ruang tempat berlalu lalangnya penyewa ini, anak-anak kak Elin dan teman-temannya suka berkumpul dan main disana. Dan betul sekali, saat membuka pintu, aku disambut oleh si kecil Eza yang saat itu belum sekolah. “Kakak!”, suara imutnya melihatku. Segera eza mencoba memberi tau mamahnya bahwa aku datang. Dan pas sekali, kak Elin sedang di dapur saat itu. Segera bersalaman, cuci tangan dan masuk istirahat ke dalam rumah kak Elin. Seperti biasa, kak Elin selalu masak banyak setiap aku datang. Padahal bawa diri satu orang tapi Maasyaa Allah dijamu dengan begitu baik. Rasa kakak dan keluarga sendiri, kita sambil makan dan mengobrol-obrol ringan. Dan yang menghiburku paling-paling adalah, bayi Elyas!
***
Nah, kelanjutannya akan diceritakan lagi di part selanjutnya!
Thanks for reading🫶🏻
Komentar
Posting Komentar