Andai.

Malam itu terasa mencekam baginya. Sesak didadanya tak sedikitpun berkurang. Andai kala itu ada seseorang yang mendampinginya. 

Andai, andai dan andai.
Bisakah kata andai itu menghilang?
Andai adalah sebagian dari rasa dari berharap. Jika aku merangkai kata dan berbicara, "Andai saja kata andai tak pernah ada", dan kata itu masih saja terucap.

Hidup memang perlu penuh rasa harap. Terlebih berharap kepada-Nya. Berharap dalam bahasa arab adalah arrojaa. Aku selalu menyukai bab ini. Karena disetiap kata arrojaa pasti ada kata khouf (takut) disana.
Kepada-Nya tergabung kata khouf baru kemudian rojaa. Kita harus menanamkan dalam diri bahwa kita takut kepada-Nya, takut akan adzab dari segala dosa kita. Namun dibalik itu semua, bukankah kita berharap surga dan ridho-Nya?

Kali ini aku berbicara sebaliknya. Yaitu, rojaa kemudian khouf.
Pernahkah kau merasakan ini? Aku pribadi sering merasakannya. Berharap kepada makhluk-Nya dan barulah muncul rasa takut.
Walaupun harapan berubah menjadi tangisan, tetap saja hal itu terulang lagi.

Bagaimana aku bisa menghentikannya?
Bagaimana untuk berhenti berandai-andai?
Andai kata andai itu tak pernah ada.


Komentar

Postingan Populer